Sabtu, 28 Desember 2013

Ciri-ciri (Gejala) Penyebab Penyakit TBC Paru dan Pengobatannya

Penyakit TBC atau TB (Tuberculosis) mungkin kita sering mendengar tentang penyakit ini. Apa penyakit TBC itu ? Apa tanda-tanda awal serta ciri-ciri (gejala) yang biasa menjadi penyebab penyakit TBC ini ? Pengertian penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang bersifat menular biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru, penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Di dunia, penyakit TBC merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah HIV/AIDS. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2011 diperkirakan terdapat 8,7 orang yang terinfeksi TBC dan ada sekitar 1,4 penderita TBC diantaranya mengalami kematian. Kasus ini 95% lebih banyak terjadi di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut data dari BKKBN, penyakit infeksi TBC (Tuberculosis) di Indonesia kasusnya masih sangat tinggi yaitu terdapat 450 ribu kasus TBC setiap tahunnya dan dari jumlah penderita tsb ada sekitar 65 ribu orang meninggal. Wah..serem banget yah ?!. Di indonesia penyakit TBC adalah penyakit penyebab kematian ke-4 setelah stroke, diabetes, dan hipertensi, dan ini terjadi di perkotaan. Berbeda dengan kasus yang terjadi di kota, penyakit TBC di pedesaan merupakan penyakit penyebab kematian ke-2 setelah stroke. Penanggulangan penyalit TBC paru-paru merupakan menjadi tugas pemerintah dan masyarakat dalam upaya penanganan, pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penularan (penyebaran) infeksi bakteri yang lebih luas di masyarakat.

Penyebab Penyakit TBC Paru-paru

Penyebab penyakit TBC adalah diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri) yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru. Selain itu bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tsb.
Virus TuberkulosisBakteri penyebab TBC akan tertidur dan tidak akan menyerang terhadap orang yang mempunyai tubuh sehat dengan asupan gizi cukup dan daya tahan tubuh yang baik. Bakteri TBC lebih mudah menular dan menyerang terhadap orang-orang yang mengalami kekurangan gizi dan daya tahan tubuh yang buruk. TBC bisa juga menginfeksi orang yang tinggal di lingkungan dengan udara buruk dan mengandung banyak kuman TBC. Gizi buruk dan lingkungan yang buruk bisa menyebabkan kuman (bakteri) TBC yang tertidur pulas di dalam tubuh menjadi aktif.
Serangan infeksi kuman TBC seringkali muncul tanpa disertai tanda-tanda atau gejala khas apapun, biasanya indikasi yang muncul cuma batuk-batuk ringan dan hali ini sering dianggap remeh dan tidak dihiraukan oleh calon penderita. Seorang penderita infeksi TBC paru-paru dapat dengan mudah menularkan kuman (bakteri) TBC kepada orang lain di lingkungan sekitarnya baik itu di rumah, sekolah atau tempat kerja (kantor). Jika sudah menjadi kuman yang aktif di dalam tubuh, kuman TBC akan terus merusak jaringan paru-paru hinggga menimbulkan tanda-tanda dan gejala yang khas ketika penyakitnya sudah dalam keadaan cukup parah.

Ciri-ciri dan Gejala Penyakit TBC Paru-paru

Ciri-ciri gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama, deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai dengan keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul sementara kemudian hilang lagi. Berikut ini adalah gejala penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :
  1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah.
  2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.
  3. Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan
  4. Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas.
  5. Badan penderita lemah dan lesu
  6. Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan
  7. Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya

Cara Pengobatan Penyakit TBC Paru-Paru

pengobatan TBCApakah TBC bisa disembuhkan ? Tentu saja bisa, upaya dan tindakan untuk menyembuhkan TBC perlu diadakan diagnosis penyakit terlebih dahulu, seorang dokter akan melakukan pemeriksaan fisik penderita terutama pada bagian paru-paru dan dada. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan dengan bantuan foto rontgen pada bagian data, pemeriksaan dahak dan darah penderita dengan test laboratorium, dan pemeriksaan dengan tes tuberculin (mantoux/PPD). Pengobatan infeksi TBC adalah jenis pengobatan penyakit jangka panjang, biasanya lama pengobatan 3 samapai dengan 9 bulan dan penderita harus minum paling sedikit 3 macam obat. Selama pengobatan, penderita (pasien) harus tekun dan disiplin minum obat dan secara rutin melakukan kontrol ke dokter untuk memastikan progres pengobatan hingga pasien dianggap benar-benar sembuh total. Setelah penderita TBC minum obat 2 sampai dengan 3 bulan biasanya gejala-gejala TBC akan hilang dan hal ini yang menjadi faktor penyebab malasnya penderita meminum obat dan melakukan kontrol ke dokter secara rutin.
Jika penderita malas minum obat dan melakukan kontrol akan membuat proses pengobatan TBC menjadi tidak tuntas dan obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan menjadi tidak mempan terhadap kuman/bakteri TBC (resisten). Selanjutnya kuman TBC harus diobati dengan obat-obatan lain yang lebih keras dengan harga yang lebih mahal. Pengobatan penyakit TBC jangka panjang biasanya menimbulkan dampak dan efek samping bagi penderita (pasien). Efek samping tsb biasanya berupa nyeri perut, gangguan penglihatan dan pendengaran, urine yang keluar waktu kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, timbul gatal-gatal dan warna kemerahan pada kulit, timbul rasa panas pada bagian kaki dan tangan, badan lemas, serta mata dan kulit kuning. Oleh karenanya penting bagi pasien untuk melakukan kontrol secara rutin dan menyampaikan segala efek samping yang timbul kepada dokter, sehingga dokter dapat memantau progres pengobatan dan menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan jenis obat lain bahkan jika diperlukan dokter dapat melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan sampai dengan proses pengobatan penyakit TBC benar-benar tuntas sebagai upaya pencegahan TBC agar tidak menular ke orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar